DURHAKA KEPADA ORANG TUA
1. Mengutamakan istri daripada orangtua
mendahulukan ketaatan kepada istri dan kenyamanan istri daripada bapak dan ibunya. Bahkan terkadang anak laki-laki membuat marah orangtua dalam rangka menyenangkan istrinya. Kondisinya semakin jelek jika istrinya adalah orang yang jelek kepribadiannya. Dia membantu setan supaya suaminya durhaka kepada orangtuanya, dan dia sengaja melakukannya. Betapa banyak orang membicarakan adanya istri yang jelek, karena dia menjadi sebab anak laki-laki terpisah dari orangtuanya.
Contoh : ada laki-laki pergi bersama istrinya bersafar, menempuh jalan yang jauh, menempuh berbagai gurun pasir, membersamai istri perjalanan jauh tanpa bosan, tanpa jenuh. Bahkan perjalanan tersebut penuh sukacita, gembira, bahagia (isinya bahagia, safar jauh bersama istri). Namun ketika anak laki-laki tersebut diminta orangtua untuk menemani safar bersama, dan rekreasi bersama orangtua, dia mengiyakan kemudian menarik kata-katanya, kemudian dia sampaikan permintaan maafnya. Hal yang lebih jelek manakala anak merasa berat di dalam hatinya ketika dimintai tolong orangtuanya.
Sikap yang benar adalah mengutamakan hak orangtua daripada istrinya. Hendaklah dia utamakan kedua orangtuanya daripada istrinya. Dia tawarkan kepada orangtuanya dan berikan hal yang membuat bahagia orangtua tanpa mendzolimi hak istri. Hak istri dipenuhi kemudian senangkan orang tua.
Dekat dengan orangtua adalah ibadah, dan jauh hatinya dari orangtua adalah mendekatkan kepada murka Allah. Berbakti kepada orangtua itu sebab penting berkahnya semua urusan anak, baik harta, badan atau jiwa. Betapa banyak rumah yang baik dan diberkahi disebabkan suami berbakti kepada orangtuanya. Betapa banyak rumah tercerai berai urusannya dan bercerai berai apa apa yang sudah dikumpulkan di dalamnya disebabkan durhaka.
2. Menampakkan wajah yang masam ketika bertemu orang tua
ketika seorang anak bertemu dengan kawannya dia tunjukkan wajah yang ceria. Dia bahkan antusias untuk menjadi yang terdahulu dalam berwajah ceria kepada kawannya. Namun engkau saksikan bahwa wajah ceria tersebut menghilang ketika berjumpa dengan orangtua.
Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda : “Andai engkau berjumpa dengan saudaramu dengan wajah ceria, sungguh itu bagian dari kebaikan.” Dan Nabi صلى الله عليه وسلم mengatakan, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956)
Jika senyum kepada umumnya kaum muslimin adalah sedekah, maka senyum di hadapan orangtua, selain itu adalah sedekah adalah tanda bakti kepada orangtua, serta itu adalah perkara yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Diantara hal yang kontradiktif, sebagian anak pura-pura dan menampakkan diri berwajah ceria untuk ditampakkan kepada orang lain, namun kamu melihat anak itu demikian berat untuk menampakkan dan pura-pura ceria kepada orangtua. Hal yang benar adalah, hendaknya dia kondisikan dirinya untuk membuat bahagia orangtuanya dengan berwajah ceria. Boleh jadi wajah yang ceria, sikap ceria, adalah salah satu hal yang memberi pengaruh yang luar biasa dalam jiwa orangtua.
3. Bersuara keras, membentak, atau memotong pembicaraan orangtua dengan mghardik keduanya dan memaksakan kehendak anak kepada orangtua.
Ini semua adalah bentuk kehinaan dan tidak mendapat taufik dari Allah. Ketika seseorang itu memiliki muru‟ah, maka muru‟ah seseorang akan menghalangi seseorang untuk bersuara keras kepada teman duduknya sendiri, lebih-lebih lagi memotong pembicaraan teman.
Tindakan tersebut adalah sautu hal yang dicela oleh orang yang berakal. Bagaimana lagi jika tindakan tersebut ditujukan kepada orangtua. Tidak diragukan lagi itu adalah tindakan yang jelek karena dampak yang menimpa pelakunya adalah dosa.
Komentar
Posting Komentar